Monday 13 March 2017

Diperbudak Waktu

Biasanya, tiap merasa membuat keputusan yang salah, saya berusaha mengubur penyesalan yang muncul. Kalau tidak begitu, saya akan merasa langkah yang saya ambil selama ini merupakan keputusan yang salah. Because life will find a way to screw you everytime. Namun kali ini saja, saya ingin mengungkapkan penyesalan walaupun terbayangi fakta: masa lalu tidak dapat kembali.

tentang memberi waktu, memberi hidupmu..

Kalau dulu saya memandang orang yang susah ketemunya karena selalu punya agenda siang malam adalah orang yang produktif, kini saya sadari sebaliknya. Jika acuannya adalah manajemen waktu, orang-orang demikian adalah orang yang diperbudak waktu. Mereka hidup bukan untuk dirinya. Mereka terikat rantai-rantai bernama deadline. Penyesalan saya, saya bagian dari orang-orang ini.

Saya belajar dari keluarga dan sahabat-sahabat terdekat saya. Kehebatan mereka terlihat saat mereka dapat meluangkan waktu untuk orang-orang yang mereka sayangi. Mereka hadir tanpa bayang-bayang pekerjaan yang mereka tinggalkan sejenak, demi menghayati sepenuhnya arti kebersamaan. Saya ingin menjadi orang-orang hebat seperti mereka. Berulang kali saya tak berdaya menghadapi jadwal saya sendiri, kehilangan momen-momen bersama keluarga dan sahabat saya yang bisa jadi akan saya terus kenang selama hidup saya.

Namun menyesali dan menasihati diri tidak sekejap mengubah saya. Saya tidak pandai memulai pembicaraan, saya masih belum bisa mengatur waktu dan membuat prioritas.

Jadi kawan, tolong maafkan saya yang sok sibuk ini...